Jumat, 16 Desember 2011

YANG TERLUPAKAN ( Bagian pertama )

( Bekatul Beras Merah )
Oleh : prof. DR. I. Made Astawan
( Ahli tehnologi pangan dan gizi )

     Di zaman industri seperti sekarang ini banyak kita temukan berbagai macam produk pangan baik yang di produksi secara masal oleh perusahaan industri besar maupun yang di produksi dengan sekala kecil oleh industri kecil. Produk pangan yang ditawarkanpun bermacam – macam mulai dari sekedar panganan biasa tanpa efek kesehatan sampai panganan khusus yang memang dipercaya dapat membantu menjaga kesehatan apabila dikonsumsi. Terlepas dari itu semua, sebenarnya kita memiliki satu jenis panganan yang sangat tekenal dikalangan rakyat Indonesia dan berefek baik apabila dikonsumsi. Panganan itu adalah Bekatul. Bagi sebagian kita bekatul mungkin dianggap jenis panganan yang menjijikan mulai dari aromanya, rasanya dan dianggap limbah ( sampah ). Berikut ini adalah uraian singkat tentang bekatul yang dianggap limbah oleh sebagian masyarakat namun menjadi makanan pokok bagi sebagian masyarakat yang lain, dan ternyata para ahli pangan menganjurkan kita untuk mengkonsumsinya lho…ko bisa ya..berikut uraiannya.

     Mendengar kata bekatul, sebagian orang langsung mengkaitkanya dengan pakan hewan / ternak. Bekatul memang hasil sampingan dari hasil proses penggilingan atau penumbukan gabah ( bulir padi ) menjadi beras. Pada proses tersebut terjadi pemisahan endosperma beras ( yang biasa kita makan sebagai nasi )dengan bekatul yang merupakan lapisan yang menyelimuti endosperma.
     Berbagai penelitian menunjukkan bahwa bekatul beras ( kuhususnya beras merah ) memiliki komponen gizi yang sangat dibutuhkan manusia. Jadi patut disayangkan jika bekatul yang kaya akan gizi itu hanya digunakan sebagai pakan ternak.

BEKATUL BUKAN DEDAK
     Apabila gabah ( bulir padi ) dihilangkan bagian sekamnya melalui proses penggilingan maupun penumbukan ( untuk mengupas kulit ) akan diperoleh beras pecah kulit ( brown rice ). Beras pecah kulit terdiri dari bran ( dedak dan bekatul ), endosperma dan embrio ( lembaga ).
Endosperma terdiri dari kulit ari ( lapisan aleuron ) dan bagian berpati, selanjutnya bagian endosperma tersebut akan mengalami proses penyosohan yang menghasilkan beras sosoh, dedak dan bekatul. Proses penyosohan adalah proses pemisahan dedak dan bekatul dari endosperma beras. Secara keseluruhan proses penggilingan padi  untuk menjadi beras akan menghasilkan 16 – 28 persen sekam,     6 – 11 persen dedak, 2 – 4 persen bekatul dan sekitar 60 persen endosperma.
     Tujuan penyosohan adalah untuk menghasilkan beras yang lebih putih dan bersih, semakin tinggi derajat sosoh maka beras yang dihasilkan akan semakin putih dan bersih tetapi semakin miskin zat gizi. Pada pembahasan diawal sudah dijelaskan bahwa proses penyosohan akan menghasilkan dedak ( rice bran dan bekatul ( rice polish ), Badan pangan dunia ( FAO ) telah membedakan pengertian dedak dan bekatul , dedak merupakan hasil sampingan dari proses penggilingan padi yang merupakan lapisan sebelah luar dari butir beras ( perikarp dan tegmen ) dan sejumlah lenbaga beras. Sedangkan bekatul merupakan lapisan sebelah dalam dari butur beras ( lapisan aleuron ) dan sebagian kecil endosperma berpati. Dalam proses penggilingan padi di Indonesia , dedak dihasilkan pada proses penyosohan pertama sedangkan bekatul dihasilkan pada proses penyosohan kedua.     Bersambung…


1 komentar:

Sehat Bersama Herbal Slideshow: Pasar’s trip to Bekasi, Jawa, Indonesia was created by TripAdvisor. See another Bekasi slideshow. Create your own stunning free slideshow from your travel photos.