Jakarta
( PasarHerbal ) Diantara sekian banyak organ tubuh dalam tubuh kita ada
satu organ yang sangat penting yang berhubungan langsung dengan kesehatan kita, yang berfungsi
sebagai penyaring sari pati makanan yaitu usus halus.
Usus halus adalah bagian dari sistem pencernaan
yang memanjang dari lambung sampai katup ileo-kolika, yaitu tempat
bersambungnya usus halus dengan usus besar. Sebagaimana diungkap hadits,
bahwasannya usus halus mengambil tiga bagian dari tujuh bagian usus yang
terdapat pada manusia.
Imam Adz Dzahabi menguraikan bahwasannya bagian
pertama dari usus halus dinamakan al-Itsna ‘asyr (usus dua belas jari)
atau biasa disebut duodenum, kemudian bagian kedua disebut usus shaim
(usus puasa) atau biasa disebut jejunum. Bagian terakhir disebut usus
yang panjang melingkar halus yang disebut al-lafayifi atau ileum
(usus penyerapan).
Adapun penciptaan usus halus yang berbentuk
sedemikian rupa bukanlah tanpa makna. Ibnu Sina berkata, “sesungguhnya Allah
karena perhatiannya kepada manusia menciptakan usus yang banyak jumlahnya dan
berbelit-belit agar makanan dapat turun dari lambung, sedangkan perut pangkal
segala penyakit.”
Sesungguhnya fungsi usus adalah sebagai alat
pencerna dan menyerap hasil pencernaan makanan berbentuk cair yang berasal dari
lambung. Sementara itu sistem pencernaan dibagi ke dalam empat tahapan besar,
yaitu saluran pencernaan bagian atas dengan jalur dari mulut hingga
kerongkongan.
Lalu saluran pencernaan bagian tengah terdiri
atas lambung dan usus dua belas jari. Saluran pencernaan bagian di bawah usus
dua belas jari, terdiri dari usus kecil yang melingkupi usus puasa dan usus
penyerapan. Bagian terakhir adalah bagian yang tergabung pada usus besar hingga
anus.
Pada tahap awal makanan dikunyah dan dicampur
dengan air liur untuk mencairkan materinya menjadi lebih berair dengan
pelumasan dan menjadi setengah cair. Oleh karenanya pencernaan di bagian ini
bersifat plegmatik (balgham) atau dingin dan lembab. Pelumasan makanan
diperlukan karena semua reaksi pencernaan berikutnya harus terjadi dalam media
cair.
Setelah dicacah oleh gigi dan dilumasi air liur kemudian
makanan akan ditelan melalui kerongkongan dengan mudah. Setelah melewati
kerongkongan makanan akan menuju lambung.
Dalam lambung pencernaan bersifat kolerik (panas
dan kering), karena di dalamnya terdapat satu bagian dari empedu kuning yang
disebut al-mirrah ash-shafra, yaitu berwujud asam lambung. Sebagian
besar pemecahan nutrisi menjadi sari makanan yang lebih halus terjadi di
lambung. Di lambung juga berbagai makhluk yang membahayakan seperti bakteri
parasit dan sebagainya dimusnahkan.
Makanan yang telah dilumatkan kemudian akan
mengalir sebanyak 70 sentimeter kubik (cc) melalui lubang pintu keluar yang
disebut bhawwab. Ketika sejumlah kecil makanan masuk ke usus dua belas
jari, katup pilorik akan tertutup sampai makanan cair tersebut dinetralkan oleh
getah usus dua belas jari, getah pankreas dan cairan empedu yang bersifat basa.
Getah pankreas dan cairan empedu berasal dari
saluran empedu dan saluran pankreas masuk ke dalam usus dua belas jari pada
suatu lubang yang disebut ampula hepatopankreatika, atau ampula ateri, yaitu
sepuluh sentimeter dari katup pilorik.
Dalam usus dua belas jari juga terdapat beberapa
kelenjar khas yang dikenal sebagai kelenjar Brunner dimana kelenjar ini
menghasilkan cairan kental bersifat alkali (basa) agar lapisan usus dua belas
jari terlindungi dari pengaruh isi lambung yang asam. Oleh karenanya
keseimbangan antara asam dan basa merupakan kunci untuk fungsi yang sehat dari
usus dua belas jari.
Usus dua belas jari rentan terhadap penyakit yang
bersifat kolerik (panas dan kering), dikarenakan pengaruh asam lambung
serta empedu. Umumnya menyebabkan perlukaan dan jika empedu hitam ikut
terlibat, borok cenderung kronis seperti pada kasus demam tifoid kronis. Selain
itu perlukaan juga dapat menyebabkan terganggunya saluran empedu, pankreas atau
mengakibatkan rasa mual.
Sementara itu isi usus yang cair akan dijalankan
oleh serangkaian gerak bergelombang yang memompa dengan cepat. Setiap gerakan
lamanya satu detik dan antara satu gerakan ada istirahat beberapa detik.
Gerakan berupa segmental dan gerakan pendulum.
Gerakan segmental berperan memisahkan satu bagian
makanan di usus dari beberapa bagian lainnya agar bisa dicerna dan diserap.
Oleh karenanya terdapat bagian kosong di usus puasa (jejunum). Sementara
gerakan pendulum menyebabkan isi usus bercampur dengan empedu yang berasal dari
hati dan getah pankreas dari pankreas.
Atas peran berbagai getah pencerna, yaitu ludah,
getah lambung, getah pankreas, dan sukus enterikus, maka berbagai bahan makanan
dapat disederhanakan hingga akhirnya dapat diserap. Adapun makanan yang telah
dicerna dan siap diserap, mencapai akhir usus kecil dalam waktu sekitar empat
jam.
Sedangkan penyerapan makanan yang telah dicerna
utamanya dilakukan di usus penyerapan (ileum) melalui dua saluran, yaitu
pembuluh kapiler darah dan saluran limfe (getah bening) di vili (jonjot usus),
yakni sebelah dalam permukaan usus halus yang bekerja seperti pompa pendorong. Setelah
memasuki kapiler darah di vili, sari-sari makanan akan melalaui vena portal ke
hati untuk mengalami beberapa perubahan.
Imam Adz Dzahabi menyebutkan bahwasannya di
antara lambung dan hati terdapat urat-urat, di dalamnya makanan sampai dari
lambung kepadanya, ini adalah makna sabda Nabi ﷺ:
“Lambung adalah kolamnya badan sedangkan
urat-urat mengalir kepadanya.”
Setelah melewati hati, sari-sari makanan akan
diubah menjadi beberapa jenis darah untuk menutrisi organ tubuh dan lain
sebagainya.
Oleh karenanya Imam Adz-Dzahabi berkata, “lalu
hati menyedot apa yang paling bagus dalam makanan dengan urat-urat itu lalu
dimasak dengan masakan lain sehingga menjadi darah, apabila menjadi darah
dikirimkan ke setiap organnya yang dapat mencukupinya dan apa yang dituntut
oleh wataknya, dan makanan yang menyusul terdorong ke usus dengan yang paling
baiknya dan sisanya terdorong seperti itu juga.”
Di samping itu beliau berkata, “ketahuilah bahwa
pencernaan perut besar memiliki sisa (ampas) air seni, empedu hitam (dari limpa)
dan empedu kuning, maka Maha Suci Allah Yang Maha Pemurah dan Penyayang
Pencipta, Pembuat dan Pembentuk.”
Oleh karenanya ampas hasil pencernaan yang tidak
diserap oleh usus halus akan dipilah ke dalam usus besar melalui katup
ileosekal. Kemudian ampas makanan tersebut dipengaruhi oleh cairan melankholik
(mirrah ash-sauda’) yang bersifat pengkelat, sehingga tinja yang telah
mencapai kolon desenden (sebelah kiri) menjadi pejal dikarenakan hilangnya
unsur air, karena diserap kembali oleh tubuh dan pengeringan oleh unsur
tersebut.
Demikianlah Allah menciptakan usus halus
dengan sedemikian bentuk agar dapat bekerja dengan sangat baik, Maha Besar
Allah dengan segala ciptaannya. Merugilah orang-orang yang merusak ususnya
dengan memasukkan makanan secara berlebihan. Wallahu A’lam
masya Allah, inna kholakta hadza baatila...trimakaih artikel yang bermanfaat ini sob, happy blogging
BalasHapus@Muroi El-Barezy
BalasHapusBetul sekali sahabat...tidak ada satupun ciptan Alloh yang diciptakan dengan sia - sia.
Hello there, ϳuѕt beсamе awarе οf your blog through Googlе,
BalasHapusand found that it is truly informаtivе.
I am going to wаtch οut foг brussels.
I ωіll арprecіate if уou cоntinue thіs in futuге.
A lot of peоple will be benеfіted frоm youг wrіting.
Сheeгs!
Сhеck out mу site; http://lu.bridge.no/modules.php?name=Your_Account&op=userinfo&username=FloydTidwe